Diet

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa diet ketogenik (keto) dapat memberikan manfaat lebih besar untuk mengontrol gula darah dibandingkan dengan diet Mediterania—setidaknya dalam jangka pendek. Namun, manfaat ini tampaknya berkurang setelah enam bulan. Artikel ini akan membahas perbandingan kedua diet ini dalam hal pengaruhnya terhadap gula darah, kesehatan usus, dan penurunan berat badan.


Apa yang Ditemukan Studi Ini?

Sebuah studi kecil yang dilakukan oleh para peneliti di Italia dan Brasil, yang hasilnya diterbitkan dalam jurnal Metabolites, mengamati efek diet keto dan diet Mediterania pada individu dengan obesitas yang baru didiagnosis diabetes tipe 2. Penelitian ini mengukur perubahan dalam komposisi mikrobiota usus, indeks massa tubuh (BMI), lingkar pinggang, serta kadar gula darah dan trigliserida.

Hasil utama dari penelitian ini:

  • Diet keto menunjukkan peningkatan signifikan dalam kadar gula darah, mikrobiota usus, BMI, dan lingkar pinggang selama enam bulan pertama.
  • Setelah enam bulan, manfaat diet keto mulai berkurang, dan perbedaannya dengan diet Mediterania menjadi tidak signifikan.
  • Kedua diet pada akhirnya memberikan manfaat yang serupa dalam hal kesehatan metabolik setelah satu tahun.

Memahami Diet Keto dan Diet Mediterania

1. Apa Itu Diet Keto?

Diet keto berfokus pada pengurangan karbohidrat secara drastis sehingga tubuh beralih menggunakan lemak sebagai sumber energi utama. Dengan konsumsi karbohidrat kurang dari 30 gram per hari, tubuh memasuki kondisi ketosis, di mana lemak dipecah menjadi keton sebagai bahan bakar.

Manfaat utama diet keto meliputi:

  • Penurunan berat badan yang signifikan
  • Pengendalian gula darah lebih baik
  • Potensi peningkatan mikrobiota usus

Namun, diet keto juga memiliki beberapa risiko, terutama jika diterapkan dalam jangka panjang.

2. Apa Itu Diet Mediterania?

Diet Mediterania didasarkan pada pola makan tradisional negara-negara di sekitar Laut Mediterania. Diet ini lebih seimbang dibandingkan diet keto dan menekankan konsumsi:

  • Sayur-sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian
  • Protein dari ikan, ayam, dan kacang-kacangan
  • Lemak sehat dari minyak zaitun
  • Konsumsi rendah daging merah dan makanan olahan

Diet ini dikenal memiliki manfaat jangka panjang untuk kesehatan jantung, pengendalian gula darah, dan keseimbangan nutrisi.

Artikel Lainnya : 7 Makanan yang Merusak Kesehatan


Bagaimana Studi Ini Dilakukan?

Para peneliti merekrut 11 peserta berusia 45-65 tahun dengan obesitas dan diabetes tipe 2 yang baru didiagnosis. Mereka belum mengonsumsi obat diabetes saat studi dimulai. Para peserta dibagi menjadi dua kelompok:

  • Kelompok diet keto rendah kalori: Mengonsumsi makanan berbasis protein dengan sangat sedikit karbohidrat.
  • Kelompok diet Mediterania: Mengikuti pola makan khas Mediterania dengan proporsi seimbang antara karbohidrat, protein, dan lemak.

Setelah dua bulan pertama, kelompok diet keto secara bertahap beralih ke diet Mediterania untuk menghindari potensi efek samping dari diet keto jangka panjang. Setelah bulan keempat, semua peserta mengikuti diet Mediterania selama sisa penelitian.


Perbandingan Manfaat Diet Keto vs. Diet Mediterania

1. Gula Darah dan HbA1c

HbA1c adalah indikator utama dalam mengukur kontrol gula darah jangka panjang. Hasil penelitian menunjukkan:

  • Pada enam bulan pertama, kelompok diet keto mengalami penurunan HbA1c yang lebih besar dibandingkan kelompok diet Mediterania.
  • Setelah satu tahun, tidak ada perbedaan signifikan antara kedua kelompok.

2. Mikrobiota Usus

Diet keto tampaknya lebih efektif dalam meningkatkan keberagaman mikrobiota usus, terutama peningkatan bakteri Akkermansia, yang berperan dalam kesehatan metabolisme dan perlindungan usus.

3. Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang

BMI dan lingkar pinggang berkurang lebih signifikan dalam kelompok diet keto pada enam bulan pertama. Namun, setelah satu tahun, perbedaan antara kedua kelompok tidak lagi signifikan.


Risiko Diet Keto: Mengapa Manfaatnya Tidak Bertahan Lama?

Meskipun diet keto menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam jangka pendek, banyak ahli kesehatan yang tetap berhati-hati dalam merekomendasikannya, terutama untuk penderita diabetes tipe 2.

Menurut Dr. Jason Ng dari University of Pittsburgh:

  • Diet keto dapat menyebabkan kekurangan nutrisi karena keterbatasan konsumsi sayuran dan biji-bijian.
  • Masalah hati dan ginjal bisa terjadi akibat metabolisme lemak dan protein yang tinggi.
  • Konstipasi sering terjadi karena kurangnya serat dalam pola makan keto.
  • Mood swings dan kesulitan berpikir dapat muncul karena otak kekurangan pasokan gula.

Menurut Michelle Routhenstein, ahli gizi spesialis jantung:

  • Pasien yang mencoba diet keto sering mengalami peningkatan kadar gula darah, peradangan, tekanan darah tinggi, dan profil lipid yang memburuk.
  • Untuk penderita diabetes tipe 2, diet keto dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dalam jangka panjang.

Kesimpulan: Mana yang Sebaiknya Dipilih?

Berdasarkan penelitian ini, diet keto mungkin lebih efektif dalam menurunkan gula darah dan berat badan dalam jangka pendek, tetapi manfaatnya mulai berkurang setelah enam bulan. Sebaliknya, diet Mediterania memberikan hasil yang lebih stabil dan lebih mudah dipertahankan dalam jangka panjang.

Rekomendasi para ahli:

  • Dr. Jason Ng: “Diet Mediterania adalah pilihan yang lebih aman dan lebih mudah dipertahankan dalam mengontrol gula darah dan menurunkan berat badan.”
  • Michelle Routhenstein: “Daripada mengikuti diet tren seperti keto, lebih baik fokus pada keseimbangan nutrisi dan perencanaan makan yang efektif.”

Bagi mereka yang ingin mencoba diet keto, konsultasi dengan dokter atau ahli gizi sangat disarankan untuk memantau dampaknya terhadap kesehatan.

Sebagai kesimpulan, diet Mediterania tetap menjadi pilihan terbaik untuk manajemen diabetes tipe 2 dalam jangka panjang. Namun, bagi mereka yang ingin mencoba diet keto, penting untuk melakukannya dengan pemantauan ketat dan transisi yang tepat ke pola makan yang lebih seimbang.

Baca juga : Hotel Ayata