Fisik


Beraktivitas fisik setiap hari memberikan manfaat besar, termasuk menjaga ketajaman dan kesehatan otak. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa aktivitas fisik, terlepas dari tingkat intensitasnya, mampu meningkatkan kecepatan pemrosesan kognitif secara signifikan. Temuan ini menantang pandangan bahwa hanya olahraga intensitas sedang hingga berat yang baik untuk kesehatan otak.

Studi revolusioner dari Penn State College of Medicine mengungkap bahwa aktivitas ringan sehari-hari sekalipun dapat memberikan peningkatan kognitif jangka pendek. Bahkan, gerakan sederhana yang dilakukan di rumah atau tempat kerja dapat mengurangi penuaan kognitif hingga setara empat tahun.

Dampak Aktivitas Harian terhadap Kecepatan Pemrosesan Otak


Dalam studi yang dipublikasikan di Annals of Behavioral Medicine, para peneliti meneliti bagaimana gerakan sehari-hari memengaruhi fungsi otak. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang hanya berfokus pada olahraga terstruktur, studi ini menyoroti pentingnya aktivitas rutin seperti berjalan, melakukan pekerjaan rumah tangga, atau aktivitas ringan lainnya sepanjang hari.

Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun aktivitas dilakukan dalam durasi singkat, hal ini dapat meningkatkan waktu reaksi, yang menjadi indikator utama kecepatan pemrosesan kognitif. Hal ini menekankan pentingnya mengintegrasikan aktivitas ringan ke dalam kehidupan sehari-hari untuk menjaga ketajaman mental.

Teknologi Real-Time untuk Data Lebih Akurat


Salah satu keunikan studi ini adalah penggunaan teknologi seluler untuk mengumpulkan data secara real-time. Selama tujuh hari, peserta menerima lima survei setiap hari melalui aplikasi di ponsel mereka. Setiap survei mencatat aktivitas fisik mereka sejak survei terakhir, diikuti dengan dua permainan otak untuk mengukur kecepatan pemrosesan dan daya ingat.

Pada permainan pertama, peserta diminta memilih simbol yang sesuai dari layar. Setelah 12 ronde, rata-rata waktu respons dicatat. Hasilnya menunjukkan peningkatan kecepatan pemrosesan setelah aktivitas fisik.

Namun, pada permainan kedua yang menguji daya ingat kerja, peserta tidak menunjukkan peningkatan signifikan dalam akurasi, meskipun respons mereka lebih cepat.

Artikel Lainnya : Duduk Lebih dari 10 Jam Buruk Untuk Kesehatan

Aktivitas Fisik Setara Memutar Balik Empat Tahun Proses Penuaan Kognitif


Jonathan G. Hakun, PhD, asisten profesor neurologi di Penn State, menjelaskan bahwa teknologi memungkinkan studi ini dilakukan di kehidupan sehari-hari peserta. Menurutnya, kecepatan pemrosesan kognitif cenderung melambat sekitar 15 milidetik setiap tahun seiring bertambahnya usia.

Namun, peserta yang aktif secara fisik menunjukkan peningkatan kecepatan hingga 60 milidetik, setara dengan mengembalikan empat tahun penurunan kognitif.

Semua Jenis Aktivitas Fisik Baik untuk Kesehatan Otak


Di awal studi, peserta diberi pelatihan untuk mengategorikan aktivitas mereka. Aktivitas ringan meliputi berjalan santai, pekerjaan rumah tangga, atau aktivitas fisik ringan lainnya. Aktivitas sedang mencakup jalan cepat dan jogging, sementara aktivitas berat termasuk lari, bersepeda cepat, atau mendaki medan berat.

Dr. Vernon Williams, seorang ahli neurologi olahraga dari Cedars-Sinai Kerlan-Jobe Institute, mengomentari bahwa penelitian ini memperkuat gagasan bahwa segala bentuk gerakan, tak peduli seberapa kecil, memiliki manfaat.

“Penelitian ini menekankan bahwa gerakan apa pun—bukan hanya olahraga intens—secara umum bermanfaat bagi tubuh dan otak,” ujar Williams.

Mengapa Aktivitas Fisik Berdampak Positif pada Kognisi Jangka Panjang


Williams menambahkan bahwa manfaat jangka panjang dari aktivitas fisik, khususnya olahraga intens, kemungkinan disebabkan oleh peningkatan aliran darah, pelepasan neurotransmiter tertentu, dan faktor lain yang mendukung kesehatan kognitif. Selain itu, olahraga juga membantu meningkatkan fungsi kardiovaskular, menurunkan tekanan darah, dan memperbaiki aliran darah—semua berkontribusi pada peningkatan fungsi otak.

Sementara itu, Hakun mencatat bahwa peningkatan kecepatan pemrosesan dalam jangka pendek kemungkinan lebih terkait dengan keadaan kognitif peserta. Menurutnya, perubahan ini bisa jadi disebabkan oleh peningkatan kewaspadaan akibat aktivitas fisik.

“Ketika seseorang aktif, mereka lebih siap secara mental untuk fokus dan merespons tugas dengan lebih baik,” jelas Hakun.

Kesimpulannya, aktivitas fisik apa pun, baik ringan maupun berat, memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan otak. Integrasi gerakan sederhana ke dalam rutinitas sehari-hari dapat menjadi langkah efektif untuk memperlambat penuaan kognitif dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Baca Juga : Dunia Kesehatan