rambut beruban

Studi Baru Meneliti Potensi Luteolin dalam Mencegah Rambut Beruban

Rambut beruban adalah bagian alami dari proses penuaan. Namun, banyak orang berusaha mencari cara untuk mencegah atau memperlambatnya. Sebuah penelitian terbaru pada tikus menunjukkan bahwa luteolin, antioksidan yang ditemukan dalam beberapa sayuran, dapat membantu mengurangi rambut beruban jika digunakan sebagai perawatan internal maupun eksternal.

Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengonfirmasi efeknya pada manusia, studi ini menyoroti manfaat lain dari luteolin yang bisa menjadi solusi alami untuk mempertahankan warna rambut.


Membandingkan 3 Antioksidan dalam Mencegah Uban

Dalam studi yang diterbitkan di jurnal Antioxidants, para peneliti menguji tiga jenis antioksidan untuk melihat efeknya pada rambut beruban, yaitu:

  • Hesperetin
  • Diosmetin
  • Luteolin

Hasilnya menunjukkan bahwa hanya luteolin yang mampu menghambat perkembangan uban, sementara hesperetin dan diosmetin tidak menunjukkan efek yang sama.

Penelitian ini menggunakan tikus yang secara genetik dirancang untuk mengalami rambut beruban seiring bertambahnya usia, mirip dengan proses yang terjadi pada manusia. Para peneliti mencatat bahwa ada dua jenis sel induk utama dalam folikel rambut yang berperan dalam perubahan warna rambut:

  1. Sel punca keratinosit folikel, yang mengalami penurunan endotelin, yaitu sejenis peptida.
  2. Sel punca melanosit folikel, yang mengalami penurunan reseptor untuk endotelin.

Penurunan ini menyebabkan hilangnya pigmen rambut, yang akhirnya menyebabkan uban. Jika proses ini bisa ditekan, maka rambut beruban dapat dicegah.

Luteolin ditemukan dalam berbagai tanaman, seperti peterseli dan seledri. Para peneliti menduga bahwa senyawa ini dapat membantu mengatasi penurunan endotelin, sehingga membantu mempertahankan warna rambut lebih lama.


Efek Luteolin pada Tikus

Dalam penelitian ini, tikus diberikan perawatan luteolin secara internal dan eksternal selama 16 minggu. Sementara itu, kelompok tikus lainnya menerima perawatan hesperetin atau diosmetin secara eksternal.

Hasilnya menunjukkan bahwa:

  • Tikus yang menerima luteolin secara eksternal mengalami penurunan jumlah sel dengan penanda penuaan, yang mengindikasikan luteolin dapat memperlambat penuaan sel keratinosit.
  • Persentase rambut beruban lebih rendah pada tikus yang mendapatkan luteolin, menunjukkan bahwa luteolin membantu mengatasi masalah sinyal endotelin dan reseptor endotelin dalam sel melanosit.
  • Perawatan luteolin secara internal juga membantu menghambat rambut beruban, meskipun efeknya lebih lemah dibandingkan dengan perawatan eksternal.

Sebaliknya, perawatan dengan hesperetin dan diosmetin tidak menunjukkan efek signifikan dalam mencegah uban.


Apakah Luteolin Bisa Menjadi Solusi untuk Mencegah Uban?

Para peneliti juga menguji efek luteolin pada sel keratinosit kulit manusia. Hasilnya menunjukkan bahwa luteolin dapat:

  • Menurunkan ekspresi transkrip penanda penuaan
  • Meningkatkan ekspresi transkrip endotelin-1, yang berperan dalam komunikasi antara sel keratinosit dan melanosit

Selain itu, mereka juga menguji bagaimana stres oksidatif berkontribusi terhadap rambut beruban dan apakah luteolin bisa mengurangi dampaknya. Pada tikus yang diberi senyawa pemicu stres oksidatif bernama tert-butyl hydroperoxide, rambut mereka menjadi lebih cepat beruban. Namun, tikus yang menerima perawatan luteolin menunjukkan pengurangan uban yang lebih signifikan. premeir4d

Hasil ini menunjukkan bahwa luteolin dapat melindungi rambut dari efek stres oksidatif, yang menjadi salah satu penyebab utama uban.

“Kami menemukan kandidat obat untuk mencegah rambut beruban, yang sering dianggap sebagai tanda negatif penuaan. Studi ini menunjukkan bahwa luteolin, antioksidan alami, dapat menekan rambut beruban pada model tikus. Temuan kami menunjukkan bahwa luteolin bisa menjadi kandidat potensial untuk pengembangan terapi guna mempertahankan warna rambut asli.” — Dr. Masashi Kato, penulis studi.


Keterbatasan Studi

Meskipun hasilnya menjanjikan, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan:

  1. Masih berbasis pada tikus dan sel manusia, sehingga efeknya pada manusia secara keseluruhan belum dipastikan.
  2. Beberapa penulis memiliki konflik kepentingan, yang bisa memengaruhi hasil penelitian.
  3. Belum ada penelitian tentang dosis yang aman untuk manusia.

T.C. Theoharides, PhD, MD, seorang ahli imunofarmakologi yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menyatakan bahwa luteolin memiliki tantangan lain, terutama warna alaminya yang kuning.

“Luteolin memiliki warna kuning, sehingga jika diaplikasikan ke tikus, itu tidak masalah. Namun, pada manusia, penggunaannya bisa lebih menantang.” — T.C. Theoharides, PhD, MD

Dr. Kato menambahkan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan efektivitas dan keamanan luteolin pada manusia.

Artikel Lainnya : Obat Tidur Mungkin Menghambat Kemampuan Otak


Mengapa Luteolin Memiliki Efek Ini?

Meskipun penelitian ini menunjukkan bahwa luteolin efektif dalam mengurangi uban, masih belum jelas mengapa hanya luteolin yang memiliki efek ini, sedangkan hesperetin dan diosmetin tidak. Studi di masa depan diharapkan dapat menjelaskan mekanisme yang lebih mendalam terkait hal ini.

Theoharides menyarankan bahwa langkah penelitian selanjutnya meliputi:

  1. Mengembangkan model yang lebih baik untuk mencerminkan kondisi manusia secara lebih akurat.
  2. Menciptakan formulasi luteolin yang tidak berwarna, sehingga lebih mudah diterapkan.
  3. Meneliti populasi dengan kecenderungan beruban lebih cepat, untuk menentukan efektivitas luteolin dalam uji klinis.

Manfaat Lain dari Luteolin

Selain potensinya dalam mengurangi rambut beruban, luteolin memiliki berbagai manfaat kesehatan lainnya, seperti:

  • Membantu manajemen nyeri
  • Berpotensi membantu pengobatan kanker
  • Melindungi kesehatan jantung dan otak

Menurut ahli gizi terdaftar Karen Z. Berg, MS, RD, CSO, CDN, ada beberapa sumber makanan yang kaya luteolin, di antaranya:

“Radicchio memiliki jumlah luteolin tertinggi, diikuti oleh berbagai jenis paprika hijau seperti paprika manis, cabai hijau, serrano, dan jalapeno. Artichoke, labu, dan seledri juga mengandung luteolin dalam jumlah yang baik.” — Karen Z. Berg, MS, RD, CSO, CDN

Ia juga menekankan bahwa kadar luteolin dalam makanan sangat bergantung pada cara produksi dan pertumbuhannya. Oleh karena itu, mendapatkan luteolin langsung dari makanan lebih dianjurkan daripada melalui suplemen atau bubuk.


Kesimpulan

Studi ini menunjukkan bahwa luteolin memiliki potensi besar dalam mencegah rambut beruban dengan mengatasi stres oksidatif dan meningkatkan komunikasi antara sel dalam folikel rambut. Meski demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan efektivitasnya pada manusia dan menemukan metode penggunaan yang paling optimal.

Dengan lebih banyak penelitian di masa depan, luteolin bisa menjadi solusi alami untuk mempertahankan warna rambut dan memperlambat tanda-tanda penuaan.

Baca Juga : 5 Gangguan Mental Paling Berbahaya