Demensia

Hubungan Antara Sarcopenia dan Kesehatan Otak


Sarcopenia adalah kondisi kehilangan massa otot yang sering terjadi seiring bertambahnya usia. Kondisi ini memengaruhi jutaan orang lanjut usia dan membawa risiko besar, seperti penurunan mobilitas, peningkatan risiko jatuh, dan patah tulang. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa sarcopenia tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik—kondisi ini juga dapat meningkatkan risiko penurunan fungsi kognitif dan demensia.

Penelitian yang dipimpin oleh Johns Hopkins Medical Institutions menemukan hubungan antara kehilangan massa otot dan risiko demensia. Para peneliti menggunakan metode baru, yaitu mengukur ukuran otot temporalis di kepala, sebagai indikator sarcopenia. Hasilnya menunjukkan bahwa ukuran otot ini dapat memengaruhi risiko demensia. Penemuan ini akan dipresentasikan di Radiology Conference and Annual Meeting di Chicago, AS.

Apa Itu Sarcopenia?


Sarcopenia adalah kondisi penurunan massa otot dan kekuatan yang terjadi secara perlahan, biasanya mulai usia 50 tahun. Rata-rata, orang kehilangan 1–2% massa otot setiap tahun setelah usia tersebut. Diperkirakan:

5–13% orang usia 60–70 tahun mengalami sarcopenia.
11–50% orang usia 80 tahun ke atas juga mengalaminya.
Penurunan ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan membuat seseorang kesulitan untuk merawat diri sendiri. Selain itu, sarcopenia meningkatkan risiko jatuh dan patah tulang. Bahkan, otot yang sehat juga berperan penting dalam sistem tubuh lainnya karena otot melepaskan hormon bernama myokines. Hormon ini memiliki efek penting, seperti:

Mengatur metabolisme glukosa di hati.
Membantu fungsi sel penghasil insulin di pankreas.
Meningkatkan kinerja sel saraf.
Mengendalikan peradangan tubuh.
Seiring bertambahnya usia, peradangan ringan yang berkepanjangan, atau disebut inflammaging, dapat merusak sel dan jaringan. Sarcopenia memperburuk kondisi ini, sehingga meningkatkan risiko gangguan kesehatan.

Faktor Risiko Sarcopenia


Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko sarcopenia, antara lain:

Kurangnya aktivitas fisik: Gaya hidup tidak aktif mempercepat hilangnya massa otot.
Asupan protein yang rendah: Protein diperlukan untuk menjaga dan memperbaiki otot.
Penyakit kronis: Kondisi seperti diabetes atau kanker dapat memperburuk sarcopenia.
Proses penuaan alami: Faktor biologis mempersulit pemeliharaan otot.
Metode Baru untuk Mendiagnosis Sarcopenia
Biasanya, sarcopenia didiagnosis melalui tes fisik seperti mengukur kekuatan genggaman tangan, kecepatan berjalan, atau tes duduk-berdiri selama 30 detik. Namun, penelitian terbaru menggunakan pendekatan berbeda, yaitu pemindaian MRI untuk mengukur ukuran otot temporalis.

Otot ini, yang berada di kepala dan berfungsi untuk menggerakkan rahang, ternyata dapat mencerminkan kondisi otot tubuh secara keseluruhan. Orang dengan otot temporalis yang kecil cenderung memiliki massa otot tubuh yang rendah. Dr. Kamyar Moradi, penulis utama penelitian, menjelaskan:
“Mengukur ukuran otot temporalis sebagai indikator kesehatan otot rangka secara keseluruhan memberikan cara praktis untuk mengidentifikasi sarcopenia tanpa biaya tambahan, terutama pada orang lanjut usia yang sudah menjalani MRI otak untuk kondisi neurologis.”

Artikel Lainnya : Levotiroksin dan Risiko Hilangnya Massa Tulang pada Lansia

Hasil Penelitian: Hilangnya Otot dan Risiko Demensia


Penelitian ini melibatkan 621 partisipan tanpa demensia, dengan rata-rata usia 77,3 tahun. Para peneliti membagi partisipan menjadi dua kelompok berdasarkan ukuran otot temporalis:

Kelompok otot besar: 131 orang.
Kelompok otot kecil: 488 orang.
Setelah rata-rata 5,8 tahun, hasil penelitian menunjukkan bahwa:

Orang dengan otot temporalis kecil memiliki risiko 60% lebih tinggi terkena demensia.
Kelompok ini juga menunjukkan performa lebih buruk pada tes kognitif.
Otot kecil dikaitkan dengan penurunan ukuran otak, terutama di area yang berperan penting dalam memori, seperti hippocampus dan korteks entorhinal.
Dr. Marilyn Albert, peneliti senior, menjelaskan:
“Kami menemukan bahwa orang lanjut usia dengan otot rangka kecil memiliki kemungkinan 60% lebih tinggi untuk mengalami demensia, bahkan setelah memperhitungkan faktor risiko lainnya.”

Cara Mengatasi Sarcopenia dan Menurunkan Risiko Demensia
Meskipun sarcopenia membawa banyak risiko, kondisi ini dapat dicegah dan dikelola. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga massa otot sekaligus menurunkan risiko demensia:

  1. Berolahraga Secara Teratur
    Olahraga adalah cara terbaik untuk melawan sarcopenia. Kaleigh Ray, ahli fisiologi olahraga, merekomendasikan latihan sederhana untuk orang lanjut usia, seperti:

Duduk-berdiri: Berdiri dan duduk berulang kali untuk melatih kekuatan kaki.
Angkat kaki sambil duduk: Mengangkat kaki sambil duduk untuk meningkatkan mobilitas.
Miring ke samping: Melatih keseimbangan dan kekuatan inti tubuh.
Selain itu, latihan dengan dumbel ringan, seperti angkat bahu atau bicep curl, juga dapat membantu. Kombinasikan latihan ini dengan rutinitas harian untuk hasil maksimal.

  1. Konsumsi Protein yang Cukup
    Protein sangat penting untuk menjaga kesehatan otot. Maddie Gallivan, ahli gizi, menyarankan makanan tinggi protein seperti:

Sumber hewani: Daging, ikan, telur, dan produk susu.


Sumber nabati: Lentil, kacang-kacangan, quinoa, kacang almond, dan biji-bijian.
Gallivan menekankan pentingnya pendekatan makanan yang mudah dikonsumsi, terutama bagi mereka yang memiliki masalah dengan tekstur makanan. Misalnya:

Menambahkan kacang giling ke bubur untuk sarapan.
Mengonsumsi yogurt sebagai camilan tinggi protein.

  1. Mengelola Penyakit Kronis
    Mengontrol penyakit kronis seperti diabetes dapat membantu mengurangi risiko sarcopenia. Pemeriksaan kesehatan rutin sangat disarankan.
  2. Konsultasi dengan Profesional
    Ahli gizi dan fisioterapis dapat memberikan rencana diet dan latihan yang disesuaikan dengan kebutuhan individu.

Mengapa Massa Otot Penting untuk Kesehatan Otak?


Hilangnya massa otot tidak hanya memengaruhi kekuatan fisik tetapi juga kesehatan otak. Otot memainkan peran penting dalam mengurangi peradangan dan menjaga fungsi saraf. Dengan menjaga massa otot, orang lanjut usia dapat mengurangi risiko penurunan fungsi otak dan demensia.

Kesimpulan: Jaga Kesehatan Otot dan Otak Anda


Sarcopenia bukan hanya masalah fisik, tetapi juga risiko besar untuk penurunan fungsi kognitif. Penelitian menunjukkan bahwa dengan menjaga kesehatan otot melalui olahraga, asupan protein yang cukup, dan perawatan kesehatan yang tepat, risiko demensia dapat dikurangi.

Dengan langkah sederhana seperti berolahraga dan makan sehat, Anda dapat memperlambat proses penuaan dan menjaga kualitas hidup. Mari mulai bergerak dan tetap sehat!

Baca Juga : Wozia